....and the story goes...

Tidak puas dengan diagnosa dan pemberian jenis obat tertentu itu menggiringku to another pediatric in town... But still doubting.... And it getting worst!! Kata demi kata yang keluar dari mulutnya terasa lebih menyakitkan. And in the next visit i asked him to recomend me some other good things to be hear.. Well dia beri aku sebuah pengantar menuju dokter lain di Bandung sesuai dengan yang aku minta. Hari berikutnya aku sudah berada di hadapannya..seorang dokter muda yang cantik lembut dengan tutur kata yang menyejukkan. aku memohon padanya andai benar anakku terdiagnosa epilepsi, untuk tidak menggunakan istilah itu, dan dia mengerti :) so kind!

The next day, aku bawa anakku EEG lagi di Pramitha (senang rasanya mendatangi sebuah tempat dengan tampilan dan cara kerja yang memberi sugesti positif ) sesuai anjurannya.

Virus memang bertebaran dimana-mana. Aku katakan demikian karena saat anakku di'tidur'kan dengan atleast 50 kabel menempel di kepalanya, seorang karyawan memberiku secarik kertas kartu nama seorang pediatric yang ia jaminkan kesuksesannya menyembuhkan banyak penderita seperti anakku.

2 bulan tanpa kejelasan, kupikir ternyata kesantunan dokter cantik ini tidak cukup memberiku keteguhan. Aku butuh kepastian. Ada apa sebenarnya dengan puteriku (dan aku !)
Aku goyah. Kudatangi dokter berikutnya yang direkomendasikan seorang famili. Seorang dokter tua bertempat di Ciumbuleuit Bandung. Tempat prakteknya sejuk, asri tapi sepi...! (tempat yang dipenuhi banyak pasien masih mempengaruhi sugestiku tentang kualitas seorang dokter).

Ia tanya apa yg diberikan dari dokter sebelumnya, aku jawab Valproic Acid. Ia menambahkan Luminal (again !) dan diagnosanya sungguh membuatku geli, kejang karena masuk angin yang disebabkan oleh kesalahan dalam pemberian susu menggunakan botol !( Sembari memperagakan cara-cara feeding yang menurutnya benar) what a joke! Sangat tidak masuk di akal sehatku. Stil i catch my self thinking how could someone being a pediatric like this !.

Aku merasa bersalah karena berpaling dari dokter cantik itu dan menemui dokter tua ini. Tapi aku juga punya alasan untuk tidak kembali dan lantas meneruskan perjuanganku to another doctor. Dan tibalah aku di alamat pada kartu nama yang diberikan karyawan Pramita.

Melihat gelar akademiknya rasanya memang layak dipercaya bahwa ia hebat. Namun sayang, harapanku sudah rusak pada langkah pertama memasuki tempat itu, receptionist yang kasar dan judes itu menggoyahkan sugestiku. And the other things is sikap dokter itu, ternyata jauh dari perkiraanku. Mereka memang cocok. Dengan tarip mahal itu yang kudengar adalah bahwa anakku tidak akan bisa sembuh..!! Another stupid fool one! Then ia bilang harus bedah di bag otak. Dia memberiku 3 buah pengantar, CT SCAN, MRI dan untuk bedah !.

Aku ke St. Boromeus utk CT SCAN dan MRI. Rujukan bedah itu aku abaikan. Lalu aku pulang.